HIDUPLAH UNTUK YANG MAHA HIDUP MENGHDAPI TAHUN BARU ISLAM
1441 HIJRIYAH
1441 HIJRIYAH
Oleh : Abu Akrom
Banyak orang tidak mengerti sesungguhnya hidup itu untuk apa. Ada orang hidup untuk mencari makan, mencari jabatan, mencari popularitas, mencari kekayaan dan lain sebagainya.
Kalau melihat petunjuk agama, bahwa hidup itu adalah untuk yang Maha Hidup yaitu Allah Subhanahu Wata'ala. Hal ini kita nyatakan secara tegas sebanyak lima kali sehari semalam dalam shalat fardhu, ketika membaca doa iftitah selalu kita ikrarkan, "Inna shalaatii wanusukii wa mahyaaya wamamaati lillaahi Robbil'aalamiin. Sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidup dan matiku hanya untuk Allah Tuhan semesta alam."
Kita ini adalah makhluk lemah, tidak mungkin dapat hidup dengan kekuatan sendiri walaupun terkadang kita merasa kita adalah orang yang sangat kuat dan perkasa. Sebenarnya kita sangat membutuhkan sandaraan kepada yang serba maha yaitu Allah Subhanahu Wata'ala . Ketika kita menyandarkan diri kita kepada makhluk, maka makhluk itu akan binasa. Tetapi ketika ketika kita menyandarkan hidup kita kepada Allah, maka kita akan kuat menghadapi apapun masalah dan ujian yang datang silih berganti. Inilah hakekat kita hidup untuk Yang Maha Hidup. Apabila kita melakukan apapun di dunia ini, jika diniatkan karena Allah, maka kita akan selalu diliputi oleh rahmat-Nya.
Beruntunglah orang yang selalu menyandarkan hidupnya kepada Yang Maha Hidup. Sedikitpun tidak akan merasa gelisah dalam jiwanya, senantiasa diliputi rasa yakin dan tidak pernah merasa takut, sedih dan panik menghadapi betapapun dahsyatnya gelombang ujian dalam kehidupan. Dirinya bagai batu karang yang sangat tangguh walau diterjang gelombang laut yang menggunung, tidak akan pernah bergeming sedikitpun.
Ingatlah kita hidup di dunia ini, bukanlah hal yang mudah dan penuh dengan kenyamanan. Dimanapun kita berada pasti ada tantangan yang menghadang. Makin tinggi keinginan dan cita-cita, makin besar pula tantangan yang dihadapi. Orang yang betul-betul bersama Allah Yang Maha Hidup, tidak akan pernah gentar menghadapi tantangan tersebut. Bahkan makin bertambah tekat dan semangatnya, karena yakin Allah pasti memberi jalan untuk dapat menghadapi semua tantangan tersebut.
Biasanya orang yang tabah menghadapi berbagai macam tantangan justru akan banyak menemukan hikmah (pembelajaran) yang sangat berharga. Diantaranya sikap dirinya makin sabar dan makin bijak menghadapi berbagai kondisi yang ada, terutama ketika kondisi dimana orang-orang disekitar banyak yang membenci dan salah paham.
Memang yang namanya hidup bisa dikatakan berat atau bisa juga dikatakan ringan. Semua itu kembali kepada sikap jiwa manusia. Jika jiwa itu betul-betul dekat kepada Allah dan menggantungkan diri hanya kepada-Nya, maka hidup itu terasa ringan, nikmat, lapang dan bahagia (Asy Syams 91:9). Inilah diantara manfaat terbesar dari sikap yang selalu hidup untuk Yang Maha Hidup. Sehingga hidup kita menjadi nyaman, jauh dari rasa resah dan gelisah yang mencekam jiwa manusia.
Perlu diketahui bahwa penyakit resah dan gelisah ini sudah mewabah menjangkiti kebanyakan manusia di muka bumi, sehingga banyak yang mengalami depresi akut yang berujung kepada stres berat bahkan bisa berujung kepada sakit gila yang sulit disembuhkan.
Inilah makna dari hablum minallah yang mesti diperkuat melalui ritual ibadah mahdhah seperti shalat, puasa, zikir, mendengar taushiyah dan lain sebagainya. Inilah diantara upaya membangun komunikasi yang berkesinambungan kepada Allah Yang Maha Hidup, sehingga hidup ini benar-benar diliputi lautan rahmat, ridha dan ampunan dari-Nya.
Semoga uraian hikmah kali ini, memberi inspirasi dan motivasi yang sangat berharga bagi terciptanya suasana penuh damai di dalam jiwa. Aamiin.
Bekasi, 1 Muharram 1441 H/1 September 2019 M
Comments
Post a Comment