20 TAHUN PERJALAN RUMAH TANGGAKU
Oleh : Marolah Abu Akrom
Hari ini Kamis, 26 September 2019 adalah hari bersejarah bagi kehidupan pribadi saya. Dimana 20 tahun sudah usia pernikahan saya, dengan seorang istri tercinta yang bernama Fahrunnisa. Fahrunnisa adalah salah satu wanita terbaik dari Cirebon yang Allah pilihkan sebagai jodoh pendamping dan pelengkap hidup saya di dunia ini.
Alhamdulillah hasil dari pernikahan saya dengan Fahrunnisa telah dikaruniai oleh Allah tiga keturunan yaitu Muhamad Akromul Fithrah, Abdul Quddus Al Majidi dan Maulidia Fakhma Hayati.
Muhamad Akromul Fithrah tahun ini sudah selesai nyantri di Pondok Pesantren NW Jakarta dan telah tamat sekolah di SMA NW Jakarta, kemudian akan melanjutkan kuliah sembari bekerja dengan giat. Abdul Quddus Al Majidi saat ini nyantri di Pondok Pesantren NW Jakarta dan sekolah di SMP NW Jakarta kelas VIII. Dan Maulidia Fahkma Hayati saat ini sekolah di SDN Sriamur 01 kelas II. Semoga mereka semua menjadi keturunan yang shalih/hah, berbakti kepada orang tua dan menjadi generasi Qurani yang bermanfaat bagi diri, keluarga, masyarakat, agama, bangsa dan negara. Aamiin.
Selama 20 tahun pernikahan, banyak sekali pengalaman yang saya dan istri alami, mulai dari yang mengenakkan sampai yang tidak mengenakkan. Dari masalah yang kecil sampai masalah yang besar. Dari situasi yang aman sampai situasi yang genting. Hal ini menjadi romantika dalam kehidupan rumah tangga yang selalu datang silih berganti.
Dalam menghadapi segala kondisi/masalah yang ada, saya dan istri selalu terbuka dan berkomunikasi dari hati kehati untuk menyelesaikannya sesegra mungkin. Sehingga tidak ada satu masalahpun yang tidak bisa diselesaikan, semua ada jalan keluarnya.
Inilah kehidupan berumah tangga, pasti ada yang namanya beda pikiran, beda pendapat, beda keinginan dan beda harapan. Kalau kita tidak pandai mengkomunikasikan, biasanya menjadi suatu ketegangan yang berujung kepada cekcok, berkelahi, bahkan bercerai. Na'udzubillah. Dan alhamdulillah saya dan istri berusaha sekuat-kuatnya untuk dapat mengatasinya walaupun terasa sangat berat dan melelahkan.
Dari sisi pengabdian dan tanggung jawab, alhamdulillah istri saya tercinta senantiasa setia dalam mendampingi dan melayani berbagai kebutuhan sehari-hari, mulai dari kebutuhan jasmani sampai kebutuhan rohani. Saya sebagai suami tentu sangat berterima kasih dan bersyukur kepada Allah atas segala perjuangan dan pengorbanan istri yang diberikan selama ini. Semoga Allah menerima dan membalasnya dengan balasan yang terbaik. Aamiin.
Dengan berbagai macam pengalaman yang saya alami dalam kehidupan bahtera rumah tangga, mulai dari suka, duka, pahit dan getir, inilah yang menjadi modal terbaik untuk dapat menghadapi berbagai macam situasi dan kondisi yang akan datang. Semoga Allah selalu memberikan pertolongan dan perlindungan sampai akhir hayat dan menjadikan rumah tangga kami selalu dalam suasana yang sakinah (tenang, damai, bahagia), mawaddah (cinta yang mendalam) warahmah (sayang yang abadi hingga ke surga). Dan senantiasa diliputi rizqi yang berlimpah penuh barokah di waktu pagi, siang, sore dan petang. Aamiin.
Semoga tulisan ini besar manfaatnya untuk kami sekeluarga dan para pembaca yang budiman.
Jakarta, 26 Muharram 1441 H/26 September 2019 M
Comments
Post a Comment