ETIKA BERMAAF-MAAFAN DI BULAN SYAWWAL
Oleh : Abu Akrom 

Sebenarnya kegiatan bermaaf-maafan itu bisa dilakukan kapan saja, tidak mesti menunggu di bulan Syawwal. Karena yang namanya salah dan dosa terkadang setiap saat dikerjakan entah disengaja atau tidak. Kalau dosa kepada Allah bisa dihapus dengan istigfar, sementara dosa kepada sesama tidak cukup hanya dengan istigfar, mesti meminta maaf secara langsung kepada orang tersebut. 

Lalu mengapa di bulan Syawwal semua meminta maaf secara serentak? Ini barangkali tradisi kebanyakan orang wabilkhusus di nusantara ini. Karena saking sibuknya orang bekerja, sehingga tidak sempat untuk datang meminta maaf. Nah moment di bulan Syawwal ini apalagi setelah idul Fithri dan masih dalam suasana libur, mereka benar-benar memanfaatkan untuk saling bermaaf-maafan. Bahkan banyak yang pulang kampung tidak peduli berapapun biayanya, yang penting dapat menemui sanak keluarga dan handai taulan hanya sekedar untuk meminta maaf. 


Di zaman super canggih sekarang ini, berbagai cara orang meminta maaf. Ada yang langsung berkunjung ke rumah-rumah sembari bersilaturrahim, lalu menyampaikan permohonan maaf. Ada yang meminta maaf melalui SMS, WA, FB, IG dan lain sebagainya. Itulah berbagai variasi/metode orang meminta maaf. 

Jangan sampai kegiatan saling meminta maaf hanya sekedar ekting saja. Penuh kepura-puraan, hanya sekedar basa basi atau bahasa orang sekarang hanya pencitraan. Karena kenyataamnya demikian banyak orang dari mulutnya mengucapkan kata-kata seperti ini, "Saya meminta maaf dan dibalas dengan ucapan saya maafkan". Tapi kita tidak tahu apa kalimat ini benar-benar tulus dari hati yang paling dalam.


Agar kegiatan saling memaafkan ini benar-benar terlaksana dengan baik dan diterima oleh Allah, ada beberapa etika yang mesti dipahami oleh setiap kita umat Islam : 

1. Berniatlah sungguh-sungguh dari hati yang paling dalam untuk benar-benar meminta maaf. 

2. Ketika kita meminta maaf ucapkan salam terlebih dahulu dengan "assalamu'alaikum" atau yang lebih lengkap "assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh. 

3. Ucapkan kalimat "kullu 'aam wa antum bikhair" atau kalimat "taqabbalallahu minna waminkum" atau kalimat "minal 'aidinal faaiziinal maqbuuliin". Kemudian ditambah dengan kalimat meminta maaf seperti, "Wahai ibu/bp/paman/bibik/sdr/i/mas/akang/adik, saya meminta maaf bila selama ini banyak salah baik disengaja atau tidak". 

4. Terimalah maaf mereka dengan kalimat yang sama, "saya juga meminta maaf bila selama ini banyak salah disengaja atau tidak". 

5. Ketika meminta maaf tataplah muka saudara kita dengan penuh senyum, muka cerah ceria dan berjabat erat menggunakan dua tangan. Kecuali yang bukan mahram tidak usah berjabat tangan, cukup dengan menyatukan dua telapak tangan lalu mendekatkan kedada sendiri.



6. Orang yang meminta maaf dan orang yang memberi maaf benar-benar lahir maupun batin. Antara mulut dan hati benar-benar tulus dalam meminta dan memberi maaf, agar benar-benar salah dan dosa selama ini bersih sebersih-bersihnya, tidak ada lagi rasa iri, dendam, marah, benci, sakit hati dan lain-lain. 

7. Jika meminta maaf dirumah orang lain dan waktu memungkinkan, tidak usah terburu-buru, kita bisa duduk ngobrol santai sembari menikmati hidangan yang telah disediakan, tentu setelah dipersilahkan oleh tuan rumah. 

Ibunda tercinta dengan keluarga besar berkumpul bershilaturrahim setelah idul fithri di kediaman kakanda Marwan, Lombok Timur NTB

8. Kalau memang dirasa cukup, segera pamit minta izin kepada tuan rumah. Jangan lupa ucapkan terima kasih atas penyambutannya yang sangat baik lalu doakan semoga Allah membalas kebaikannya. 

9. Bersyukurlah kepada Allah dengan mengucapkan "alhamdulillahi rabbil 'aalamiin", karena telah berhasil meminta maaf/memberi maaf kepada orang lain. 

Itulah 9 etika bermaaf-maafan yang dapat kita amalkan selama bulan Syawwal ini. Semoga artikel ini memberi tambahan ilmu yang besar manfaatnya bagi penulis dan pembaca sekalian. Aamiin. 

Cirebon, 5 Syawwal 1440 H/9 Juni 2019 M

Comments

Popular posts from this blog

Khutbah Jum'at 1 November 2024 "Dua Nikmat Yang Sering Terlupakn"

Khutbah Jum'at Edisi 11 April 2025 "Halal Bihalal Dan Funsinya"

Khutbah Jum’at Edisi 18 Juli 2025 “Menjauhi Sifat Ananiah"