ANDAI AKU MENJADI TANAH? 
Oleh : Abu Akrom 

Judul yang kita bahas kali ini adalah " Andai Aku Menjadi Tanah?". Pertanyaan ini kita ambil dari pernyataan orang kafir yang termaktub dalam Al Quran surat An Naba ayat 40.

 ويقول الكافر ياليتني كنت ترابا 

Dan orang kafir berkata, "Alangkah baiknya aku dahulu jadi tanah". 

Ada apa dengan pernyataan tersebut? Ini patut kita renungi sebelum ajal menjemput nyawa. Ketahuilah itu adalah pernyataan orang kafir di akhirat nanti, karena waktu hidup di dunia bergelimang dengan dosa besar diantaranya syirik kepada Allah. Juga dosa-dosa besar lainnya, seperti menentang ayat-ayat Allah, memusuhi Nabi, melakukan pembunuhan dengan sangat keji dan dosa-dosa besar lainnya. Kitapun yang mengaku muslim akan bernasib sama dengan orang kafir, bila kita hidup penuh dengan dosa-dosa besar seperti mereka, tentu kita akan disiksa dengan siksaan yang sangat pedih di neraka nanti, na'udzubillah.


Sebenarnya siksaan Allah takkan pernah ada, bila manusia tunduk dan patuh menjalankan syariat agama. Tetapi kebanyakan manusia lalai dan tenggelam dalam nikmat dunia yang sesaat. Tidak pernah berhitung sebanyak apa dosa yang pernah dilakukan. Maka pantaslah dalam Al Quran disebutkan, bahwa kebanyakan penghuni neraka Jahannam dari golongan jin dan manusia, diberi hati tetapi tidak digunakan untuk mentadabburi ayat-ayat Allah, diberi telinga tetapi tidak digunakan untuk mendengar ayat-ayat Allah, diberi mata tetapi tidak digunakan untuk melihat ayat-ayat Allah.

 ولقد ذرانا لجهنم كثيرا من الجن والانس لهم قلوب لا يعقلون بها ولهم اعين لا يبصرون بها ولهم اذان لا يسمعون بها اولىك كالانعام بل هم اضل اولىك هم الغافلون 

"Dan sesunggugnya Kami isi neraka Jahannam banyak dari kalangan jin dan manusia. Mereka memiliki hati, tapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah). Mereka memiliki mata, tapi tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah). Dan mereka mendengar, tapi tidak dipergunakannya untuk mendengarkan (ayat-ayat Allah). Mereka seperti hewan ternak, bahkan lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lengah". (Al A'raf 7:179)


Menurut ayat tersebut, diantara organ tubuh manusia yang paling penting adalah hati, mata dan telinga. Mestinya ketiga organ tubuh ini digunakan sebaik-baiknya untuk memahami ayat-ayat Allah baik ayat qauliyah (yang tersurat dalam kitab suci Al Quran) maupun ayat kauniyah (yang tersirat di alam semesta). Sesungguhnya semua ayat itu menuntun manusia agar menjadi selamat, sukses dan bahagia dunia akhirat. 

Tetapi kenyataannya kebanyakan manusia memilih jalan sendiri dengan mengikuti kehendak hawa nafsunya, sehingga banyak melakukan pelanggaran yang menyebabkan rusaknya tatanan kehidupan, baik dalam keluarga maupun di tengah-tengah masyarakat. 

Memang berusaha menjadi manusia yang beriman yang taat dan patuh kepada ketentuan hukum Allah, bukanlah hal yang mudah. Tetapi ini adalah satu-satunya pilihan yang mesti kita perjuangkan. Iblis dan balatentaranya akan berusaha mati-matian untuk menyesatkan semua manusia tanpa kenal lelah siang maupun malam. Maka dari itu, lawanlah semua keinginan busuk setan Iblis la'natullah. Apapun kemauannya jangan pernah mau mengikutinya, karena sekali kita mengikutinya, dikhawatirkan kita akan dijadikan budak sampai kita tergelincir dalam lembah dosa yang menyebabkan kita dijebloskan dalam api neraka yang sangat panas. Na'uudzubillaahi min dzaalik.

 يا ايها الذين امنوا ادخلوا فى السلم كافة ولا تتبعوا خطوات الشيطان انه لكم عدو مبين.

"Wahai orang-orang yang beriman. Masuklah kedalam Islam secara keseluruhan, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah setan. Sungguh, ia musuh yang nyata bagimu". (Al Baqarah 2/208)


Alangkah bersyukurnya kita jadi orang Islam memiliki panduan hidup yang sangat lengkap dan sempurna berupa kitab Al Quran dan hadits Nabi. Dua panduan ini akan menuntun manusia agar dapat mengatur dan menata hidup dengan baik, benar dan indah dalam semua aspek kehidupan, sehingga kita selamat, sukses dan bahagia lahir maupun batin. Di akhirat nanti kita tidak termasuk orang yang celaka dan menyesal dengan ungkapan, "Andai aku dahulu di dunia menjadi tanah". Karena tanah sejatinya tidak akan dihisab dihadapan Allah kelak di akhirat.  

Semoga uraian pada artikel ini, menjadi bahan evaluasi agar kita benar-benar memanfaatkan umur yang ada untuk taat dan patuh menjalankan syariat agama hingga batas akhir kematian nanti. Aamiin. 

Bekasi, 8 Syawwal 1440 H/12 Juni 2019 M

Comments

Popular posts from this blog

Khutbah Jum'at 1 November 2024 "Dua Nikmat Yang Sering Terlupakn"

Khutbah Jum'at Edisi 11 April 2025 "Halal Bihalal Dan Funsinya"

Khutbah Jum’at Edisi 18 Juli 2025 “Menjauhi Sifat Ananiah"